Harta Yang Paling Berharga nan Mulia Adalah Ilmu

Jumat, 19 April 2013

UJIAN NASIONAL SETENGAH HATI


Seiring perjalanan waktu Ujian Nasional bergulir lagi. Gemuruh armada anak manusia menuju titik perhelatan Kenduri Nasional di seluruh antero Nusantara. Namun tuai yang dijalankan tidak seindah yang direncanakan. Hari pertama sudah sebelas Provinsi tersingkir sebelum perang. Dengan alasan klasik kendala teknis menjadikan acara batal, dan ini adalah alasan yang sempurna. Akibatnya pemangku kepentingan mempertanyakan keseriusan penyelenggaraan dengan dana milyaran atas nama kualitas.
Bagaimana pula esensi yang terjadi di meja ujian. Peserta ujian sebenarnya sudah mengantongi tiket masuk 3,2 jika sekolah memberi “nilai kasih sayang” angka delapan semua pada ujian sekolah. Dan menjadi 3,6 jika nilai itu menjadi “nilai keberuntungan” dengan ditebar angka Sembilan. Total bobot empatpuluh persen milik sekolah ini sudah mereka kantongi sebelum berlaga di Ujian Nasional. Jika Soal Ujian Nasional dikerjakan dengan benar lima belas soal sampai dengan duapuluh soal saja, maka peserta ujian sudah mengantongi kelulusan pada level standar minimal. Ini berarti tidak perlu terlalu seriuspun peserta ujian belajar, mereka otomatis sebenarnya sudah lulus. Pertanyaannya lalu untuk apa dikerahkan Magister, Doktor, bahkan Guru Besar untuk menjadi pengawas ujian jika sebenarnya pesertanya sudah lulus.

Kamis, 11 April 2013

MARGARET THATCHER VS SARI ASIH




Pada hari  senin, 8 April 2013 siang waktu setempat diberitakan meninggal dunia di London Inggris. Wanit yang diberi gelar oleh Uni Soviet “Wanita Besi” ini meninggalkan sejumlah kenangan pembelajaran. Penulis tidak pernah ketemu, mengenal, apalagi berkorespondensi dengan Ibu Thatcher. Beliau sebagai wanita yang berhati baja itu banyak memberikan inspirasi kepada banyak pihak di dunia ini, terutama para mereka yang berjiwa pemimpin. Sepak terjang beliau kadang kontroversi, tetapi dengan keyakinan penuh, maju terus demi Inggris Raya. Perang Malvinas beliau “pandegani”, kasus Irlandia Utara beliau tantang, sekalipun Hotel milih pribadi beliau jadi sasaran Bom.
Namun pada hari yang sama di ujung Provinsi Lampung ini, tepatnya di Kabupaten Way Kanan, ada peristiwa ironis, seorang guru SD bernama Sari Asih berhadapan dengan meja pengandilan karena dalam mendidik muridnya diadukan Orang Tua anak, karena mencubit. Sari Asih bukan Thatcher, dan pasti juga tidak kenal dengan Thatcher. Tetapi ada kesamaan keduanya ialah kesamaan keyakinan bahwa untuk mewujudkan yang terbaik itu perlu pengorbanan.

Kamis, 04 April 2013

Budaya "SMS"





Pada saat lepas landas penerbangan ke manca negara penulis duduk berdampingan dengan seorang dokter ahli bedah, beliau menceritakan tugas yang akan dilaksanakan di negeri orang. Perbincangan melebar kepada birokrasi perijinan untuk ke luar negeri, sampai mekanisme pencairan dana keberangkatan, yang note bene perjalanan ini adalah perjalanan dinas. Beliau mengeluh bagaimana persoalan yang semestinya sederhana menjadi rumit. Berbeda dengan beliau waktu menangani pasien, yang demi efisiensi pelayanan sering beliau membalas pesan singkat atau SMS dari pasien sambil berangkat tidur. Beliau merasa mendapatkan perlakuan tidak adil antara saat beliau melayani dengan saat beliau minta pelayanan karena keharusan.