Harta Yang Paling Berharga nan Mulia Adalah Ilmu

Jumat, 03 Juni 2016

SODOM DAN GUMORRAH

                                           SODOM DAN GUMORRAH

Judul tulisan ini adalah diambil dari nama dua kota yang tertulis di kitab-kitab agama Samawi, yaitu Kristen, Yahudi, dan Islam, dengan ejaan berbeda tetapi mewakili nama tempat yang sama ( Bab edh-Dhra dan Numeria). Kota ini beratus tahun hilang dari muka bumi   karena tertimbun reruntuhan bumi, dan ini sangat erat kaitannya dengan kisah Nabi Luth (Q.S. Huud, ayat 8).
Terlepas dari keberadaan kota ini yang masih diperdebatkan, akan tetapi ada satu hal kesamaan dari penyebab hancurnya kota ini; yaitu semua mengakui bahwa kedua kota ini dihancurkan Tuhan karena tindakan mereka yang telah melampaui batas. Salah satu tindakan mereka adalah melegalkan hubungan antarmanusia dengan sesama jenis. Walaupun tidak secara eksplisit ditulis demikian, namun makna dari kisah Nabi Luth memberikan dua anak gadisnya untuk diperistri baik-baik kepada kaumnya yang ditolak karena mereka menginginkan dua pria tampan yang tidak lain adalah penjelmaan malaikat.
Sekitar 1900 tahun lalu atau tepatnya 24 Agustus tahun 79, juga ada peristiwa mirip di atas yaitu terkuburnya Kota Pompeii oleh letusan Gunung  Vesuvius di Itali. Kota tersebut rata dengan tanah yang tidak meninggalkan saatupun warganya. Dari beberapa nukilan sejarah ditemukan bukti bahwa Pompeii adalah kota wisata sek menyimpang pada jamannya.
Kejadian di sekitar Laut Mati beberapa abad lalu, dan peristiwa Pompeii di Itali, ini merupakan pembelajaraan bagi umat manusia, bahwa sesuatu yang melanggar sunattullah itu akan menemui kehancuran.  Pertanyaan tersisa apakah kita akan mengulang kebodohan yang sama dengan alasan Hak-Hak Azazi Manusia sebagai panglima yang kita junjung tinggi kemanamana, termasuk dihadapan Tuhan Maha Pencipta.
Kasus kasus individual yang akhir akhir ini mengemuka, Lampung juga pernah diguncang oleh kasus seperti ini, diantaranya terbunuhnya warga Lampung di Australia karena kelainan seksual. Universitas ternamapun di Lampung ini pernah disinggahi oleh issue yang juga sekitar kelainan seksual. Terakhir artis Dangdut ternama harus berhadapan dengan pihak kepolisian karena kasus yang sama.
Perilaku menyimpang dapat dikatakan penyakit jika itu melanda individu, dan harus mendapatkan pengobatan. Namun menjadi berbeda jika individu-individu yang mengalami penyimpangan prilaku tadi mengorganisir diri, kemudian meminta pengakuan keberadaannya untuk hidup bersama dengan yang normal. Kuwajiban mengobati yang sakit adalah keharusan dan harga mati, tetapi mengakui organisasi untuk memelihara dan menumbuhkembangkan penyakit, adalah pertanyaan yang tidak perlu dijawab.

 Pada akhir-akhir ini muncul sikap mendua diantara kita dalam menyikapi perilaku menyimpang, pada satu sisi ada kelompok yang dengan antipati mengikis habis atas nama agama dan apapun; di sisi lain ada kelompok yang mengakui hak hidup organisasi atas nama hak-hak azazi manusia. Kedua kubu ini sampai kapanpun tidak akan ketemu; bahkan akan semakin tajam perbedaannya. Tulisan ini tidak pada posisi menilai keduanya, atau memberikan pembenaran pada satu kelompok atau dua-duanya. Akan tetapi ingin menegaskan bahwa kehadiran negara pada kondisi ini diperlukan; yaitu memberikan pengobatan atau apapun namanya kepada individu sebagai warganegara yang mengalami kelainan, untuk dapat hidup normal kembali. 

1 komentar:

  1. Benar sekali prof, ini penyakit yang harus diobati, bukan dikembangbiakkan dibalik kata-kata HAM

    BalasHapus