Tengah malam buta saya dikejutkan dengan teriakan istri tercinta karena
membaca San Dek dari alat komunikasi pribadi yang berisi pesan imaginer. Kami
tidak mempersoalkan asal pesan karena kami sudah kebal dengan San Dek But alias
Pesan Pendek Buta yang tidak jelas pengirimnya. Justru menjadi persoalan
pengirimnya pandai berimajinasi persis apa yang sedang saya kerjakan. Daya
imajinasi yang begini ini sekarang banyak tersebar di mana-mana.
Kekacauan sosial di republik ini banyak bermula dari tersebarnya San
Dek yang tidak jelas siapa pengirimnya. Sementara penerimanya, karena kondisi
pendukung, menjadi cepat percaya dan terpancing emosinya. Kerusuhan yang semula
hanya berasal dari perselisihan pribadi menjadi kerusuhan SARA, adalah akibat
dari tersebarnya informasi berupa San Dek. Sesuatu fakta dapat berubah menjadi
oppini dengan cepat jika penyampaiannya dilakukan melalui San Dek. Sifat San
Dek yang berdurasi singkat, menjadikan sesuatu fakta ditafsirkan menjadi
beragam.
Pada waktu Peristiwa Sara di daerah ini terjadi beberapa saat yang
lalu, kita yang ada di daerah ini belum mendapatkan informasi, ternyata San Dek
telah bersebaran di mana-mana. Bahkan ada teman yang ada di Luar Negeri karena
membaca acount di web, mereka menanyakan menggunakan San Dek kepada penulis.
Akibatnya penulis tidak dapat menjawab dengan benar dan memuaskan.
Semula ada diteksi dini untuk melihat kapan berita itu dikirim, yaitu
melalui jam pengiriman. Ternyata piranti ini tidak juga akurat, akibatnya makin
kabur kapan suatu berita dikirim. Apalagi penjaga Privider sekarang sering
ngantuk, yang berakibat San Dek salah kirim, atau gagal kirim dan lain
sebagainya. Ternyata alat teknologi juga tergantung pada niat baik dari
pengirimnya.
Upaya rekayasa sosial melalui San Dek ini pernah terjadi di dunia ini. Peristiwa Mesir menjadi meluas
adalah akibat San Dek. Kerusuhan Inggris dan Perancis yang berbau rasial,
tersebar dengan cepat justru lewat San Dek. Konon kerusuhan kerusuhan di
Indonesia juga tersebar melalui San Dek ini. Partai yang sedang berkuasa
sekarang di Indonesia juga pernah diguncang oleh San Dek ini.
Motivasi pembuatan San Dek ini ternyata sangat menentukan nasib sasaran.
Ada San Dek yang sengaja di disain sedemikian rupa agar supaya penerimanya
menjadi terpancing emosi. Menjadi marah,
sedih, iba, kasihan dan sebagainya. Perancang sosial serupa ini sekarang seolah
menjadi lapangan pekerjaan baru, karena jika kerusuhan terjadi berarti lahan
empuk baginya. Dengan kata lain San Dek
dapat membahagiakan seseorang walaupun harus berdiri di atas bangkai teman
sendiri.
Adalah San Dek dikirim pada waktu tertentu berisi informasi tertentu
yang bertujuan agar penerima menjadi terguncang jiwanya, kemudian menjadi kalut
sehingga bertindak di bawah kesadarannya. Moment ini oleh pengirim San Dek
dijadikan waktu empuk menguras apa yang ada.
Negara yang kita cintai inipun tidak lepas dari rongrongan pengirim San
Dek yang tidak bertanggungjawab, sehingga menimbulkan keresahan di mana-mana. Menebar fitnah dan mengasut masa dilakukan
dengan cara yang tidak bertangung jawab.
Alat teknologi secanggih apapun sangat tergantung kepada orang yang
berada di belakang teknologi itu. Mental dan jiwa orang yang mengoperasionalkan
teknologi-lah yang membuat tingkat kebermanfaatan teknologi itu bagi manusia.
Menggunakan kerangka berfikir Filsafat Ilmu bahwa produk teknologi itu, apapun
nama dan bentuknya, adalah bebas nilai. Menjadi bermuatan nilai jika telah
diberi muatan nilai guna oleh penggunanya.
Atas dasar kerangka berfikir demikian ini maka nilai-nilai uanggul tadi
harus sudah dipersiapan kemudian didesiminasikan oleh negara melalui perangkat
sosial yang ada. Perangkat sosial dimaksud dapat saja merupakan birokrasi,
instrumen politik, lembaga pendidikan dan lain sebagainya guna penanaman benih
benih nilai unggul ini.
Hal
itu yang tidak atau belum dilakukan oleh negara ini kepada warga negaranya.
Kita semua sangat menunggu agar pemerintah sesegera mungkin melakukan redisain
pemikiran kebangsaan untuk kita semua, guna menghindari lebih parah lagi
tanda-tanda saling curiga diantara kita. Jika ini terus dibiarkan maka ambang
kehancuran akibat dari disintegrasi bangsa akan terwwujud.
Hal sekecil apapun tak bisa luput dari perhatian seorang Professor sejati.... dan pemikirannya setelah melewati perenungan seorang maestro menjadi sesuatu banget jadinya ketika tertuang dalam sebuah tulisan... kepiawaian sang professor dalam memainkan biolanya membawa pembaca seperti saya terbawa dalam emosi jiwa dan pikiran Sang Professor....
BalasHapus