Pada
hari senin, 8 April 2013 siang waktu
setempat diberitakan meninggal dunia di London Inggris. Wanit yang diberi gelar
oleh Uni Soviet “Wanita Besi” ini meninggalkan sejumlah kenangan pembelajaran.
Penulis tidak pernah ketemu, mengenal, apalagi berkorespondensi dengan Ibu
Thatcher. Beliau sebagai wanita yang berhati baja itu banyak memberikan
inspirasi kepada banyak pihak di dunia ini, terutama para mereka yang berjiwa
pemimpin. Sepak terjang beliau kadang kontroversi, tetapi dengan keyakinan
penuh, maju terus demi Inggris Raya. Perang Malvinas beliau “pandegani”, kasus
Irlandia Utara beliau tantang, sekalipun Hotel milih pribadi beliau jadi
sasaran Bom.
Namun
pada hari yang sama di ujung Provinsi Lampung ini, tepatnya di Kabupaten Way
Kanan, ada peristiwa ironis, seorang guru SD bernama Sari Asih berhadapan
dengan meja pengandilan karena dalam mendidik muridnya diadukan Orang Tua anak,
karena mencubit. Sari Asih bukan Thatcher, dan pasti juga tidak kenal dengan
Thatcher. Tetapi ada kesamaan keduanya ialah kesamaan keyakinan bahwa untuk
mewujudkan yang terbaik itu perlu pengorbanan.
Pada
ajaran lama, seorang tokoh pendidikan bernama Langveld mengatakan bahwa hukuman
itu adalah bagian dari proses pendidikan. Saya juga jadi ingat pada waktu
sekolah di Sekolah Rakyat, setiap pulang sekolah harus menunjukkan “ponten”
yang diperoleh hari itu kepada Orang Tua. Jika Matapelajaran Berhitung memiliki
kesalahan tiga, maka tangan dicampuk rotan tiga kali oleh Orang Tua Penulis.
Demikain juga waktu mengaji disurau, guru ngaji penulis menyiapkan rotan jika
salah membaca tajwid, maka rotan melayang di punggung.
Jaman
sudah beruhan, Langveld sudah lama meninggal, surau lama ditinggalkan, ponten
sudah berubah menjadi nilai. Pecutan rotan berubah menjadi makian dan ejekan.
Orang tua tidak lagi ihlas menyerahkan anaknya kepada guru. Gurupun sudah tidak
begitu gairah tanpa sertifikasi. Lilitan persoalan menjadi benang kusut, bahkan
sama dengan mencari ujung kain sarung, harus mulai dari yang mana.
Pelajaran
berharga dari semua di atas adalah, pertama,
untuk pihak Dinas Pendidikan supaya menyiapkan semacam naskah perjanjian
antara Orang Tua dan sekolah, agar tidak main hakim sendiri, baik kepada guru
maupun orang tua murid. Kontrak sosial serupa ini memang tidak popular dan
tidak lazim, akan tetapi pilihan ini harus kita ambil demi menjaga ketenangan
guru dalam menjalankan profesinya. Ini dilkukan saat pendaftaran masuk sekolah
untuk muris baru, dan file ini harus tersimpan rapi sebagai bagain dari arsip
akademik sekolah.
Kedua, ada pembinaan terus menerus dari Dinas
Pendidikan kepada guru untuk memberikan pelatihan terjadwal tentang
Dedaktik-Methodik pembelajaran di kelas. Dengan kata lain Dinas harus
menganggarkan secara berkala guna meningkatkan kemampuan proses pembelajaran
kepada guru. Untuk menekan biaya hal ini dapat dilakukan dengan pola Tutor
Teman Sebaya, dibawah koordinasi Musyawarah Kerja Kepala Sekolah.
Ketiga,
adanya peningkatan pembinaan kepada guru oleh organisasi profesi guru. Organisasi
profesi itu dibentuk salah satu tugas pokoknya adalah memfasilitasi seluruh
persoalan pendidikan yang digeluti oleh guru.
Keempat,
Dewan Kehormatan yang menjaga pelaksanaan Kode Etik Guru, secara terus menerus
melakukan sosialisasi kepada semua pemangku kepentingan untuk memahami tugas
pokok lembaga ini. Dengan harapan jika ada persoalan-persoalan berkaitan dengan
kinerja guru yang berhubungan langsung maupun tidak langsung kepada
penyelenggaraan pendidikan, dapat dicarikan solusi bersama. Termasuk yang
berkaitan dengan pelanggaran hukum normatif di dalam dunia pendidikan.
Demikian
dua peristiwa yang tidak ada kaitannya, ternyata memiliki kesamaan dalam
mencapai misi kemanusiaan. Selamat jalan Ibu MARGARET THATCHER, semoga amal mu menjadi
bekalmu, Selamat berjuan Ibu Sari Asih, doaku menyertaimu, semoga bangsa ini
menjadi arif dalam melihat dunia pendidikan, termasuk Pak Polisi, Pak Hakim,
dan Pak Jaksa. Tulisan ini bukan untuk mengintervensi hukum yang Bapak
tegakkan, akan tetapi dimensi lain dari sisi kehidupan yang penuh warna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar