Harta Yang Paling Berharga nan Mulia Adalah Ilmu

Rabu, 26 September 2018

KEMARUK


KEMARUK
Oleh: Sudjarwo
Profesor  Ilmu-Ilmu Sosial pada FKIP Unila
Pagi itu saya disodori Singkong Goreng oleh pramuwisma gedung; sambil berkata bahwa Singkong itu adalah hasil dari tanaman yang dianjurkan Bapak guna memanfaatkan areal Gedung Perkuliahan. Ternyata tidak terasa anjuran sambil lalu enam bulan yang lampau saat melepas jabatan Direktur, itu kini telah menghasilkan. Karena sedang jenuh berfikir sambil menulis dari pagi buta tadi, iseng Singkong yang tersaji di piring berserta Teh Manis panas saya foto dan di bagikan kepada sohib-sohib terdekat. Dari Wakil Rektor sampai Asisten Ahli; bahkan Sohib seorang Wartawan senior.
Tanpa diduga wartawan senior ini memberi komentar yang cerdas sesuai dengan gelarnya sebagai Pandito Atas Angin (karena kepandaiannya menulis sesuatu dari berbagai sisi-bahkan kontroversi); bahwa makan singkong goreng itu enaknya saat kemaruk. Sudah lama sekali tidak mendengar kata atau akronim itu diucapkan; karena kata “kemaruk” dalam bahasa Jawa itu memiliki makna atau konotasi  dua sisi yang berbeda, bahkan tidak jarang justru berlawanan maknanya.


Kata “kemaruk” sendiri asalmuasalnya adalah dilabelkan kepada anak-anak yang baru sembuh dari sakit parah, kemudian ingin makan apa saja; dan dalam jumlah yang banyak. Namun seiring itu pula kata “kemaruk” dilabelkan kepada orang yang baru mendapatkan kemulyaan; apapun bentuk kemulyaan itu; membuat yang bersangkutan seperti lupa diri atau salahlaku. Konotasi negatif pada yang kedua ini tampaknya lebih tebal.
Akhir-akhir ini kata kemaruk justru bergeser menjadi “kata” yang mewakili kedongkolan kepada sesuatu sikap yang ditunjukkan seseorang, sehingga layak diberi umpatan. Sebagai contoh; Tukang Becak yang dongkol melayani penumpangnya karena bawaannya banyak, sementara pemiliknya rewel, serta pelit. Tukang Becak tadi mengupat “dasar kemaruk”. Ada lagi emak-emak yang melihat tetangganya memakai perhiasan emas dari gigi sampai gelang kaki, dalam hati emak bilang “orang ini sedang kemaruk”, karena emak tau kalau tetangga sebelah baru dapat uang pembebasan Tol minggu lalu.
Respon shobib wartawan senior tadi membuat introspeksi berlanjut; ternyata disekitar kita sekarang  banyak tampilan kemaruk ini; bahkan bisa dikatakan sedang boming kemaruk. Kita lihat bagaimana perilaku kemaruk ini telah menyasar kesemua lapisan masyarakat, tidak melihat kasta, atau strata, dari sudra sampai raja.
Ada yang kemaruk  jadi Menteri,  jadi Anggota DPR,  jadi Bupati, Gubernur, dan masih banyak lagi. Sehingga “berperilaku lebih” ini menjadi semacam tontonan norak. Namun tidak dinyana ternyata ada saudara-saudara kita yang dengan sengaja menikmati perilaku lebih ini. Bahkan ada diantara kita yang mau membiayai orang yang sedang berperilaku lebih ini; agar mau menjadi wayang dengan lakon yang sudah dituliskan, sehingga perilaku kemaruknya termanfaatkan, walaupun dalam pengertian yang sulit diterima banyak orang, karena kekemarukan itu bisa menjadi komuditi.
Perilaku kemaruk ini sekarang seolah mewabah menyasar disemua relung kehidupan, baik yang formal maupun yang informal. Tetapi ada kemaruk baru yang sekarang muncul sebagai turunan dari kemaruk yaitu “kebelet”. Mohon maaf kata ini kalau untuk mereka yang paham bahasa Jawa maknanya adalah dorongan untuk mengeluarkan hajat besar yang tidak tertahankan, sehingga yang bersangkutan sampai lari untuk mencapai jamban.
Untuk yang satu ini sekarang juga ikutikutan sudah juga ikut merambah keantero relung-relung kehidupan, beriringan dengan saudaranya kemaruk. Dari kebelet jadi presiden, kebelet jadi Anggota DPR, kebelet jadi Pejabat, dan masih panjang lagi kalau kita ingin menguntaikannya, dalam rangkaian tak terhingga sebagai manisfestasinya.
Ternyata Kemaruk dan Kebelet saat ini sudah berkelindan sedemikian rupa, sehingga memunculkan gerakan masal yang mengatasnamakan “kebebasan berpendapat dan berserikat” mereka tidak malu-malu untuk menampilkan kekemarukannya dan kebeletannya, kepermukaan masa. Hanya sayangnya waktu ditanya siapa yang kemaruk dan yang kebelet itu, tidak seorangpun diantara mereka mampu menunjukkan. Jawabannya selalu “Pokok e’ “, nah kata satu ini dalam diksi bahasa Jawa berarti maunya sendiri saja, orang lain tak peduli. Terlepas dalam mengekspresikan miliknya melanggar keadaban sebagai manusia yang beradab; hal itu tidak menjadi persoalan.
Tampaknya masyarakat sudah mulai cengah dengan kekemarukan dan kekebeletan ini; hal ini ditandai dengan adanya diantara mereka kepenolakkan. Bicara penolakan ini ada dua bentuk. Pertama, secara terang-terangan menunjukkan reaksi baik kepada yang sedang kemaruk maupun kepada yang sedang kebelet. Kedua, secara diam-diam meninggalkan gelanggang sambil geleng-geleng kepala, atau diam ditempat dengan juga mengelus dada; bahkan ada yang tepuk jidat.
Reaksi pertama itu mudah sekali untuk mengenalinya; dan tentunya menyikapinya juga mudah. Akan tetapi reaksi kedua; hal ini tidak mudah menyikapinya, karena reaksi superlatif seperti ini tidak jarang membawa dampak yang tidak baik bagi kehidupan demokrasi. Banyak diantara mereka ini kemudian memilih untuk tidak memilih karena itu menurut mereka juga pilihan. Tingkat partisipasi menjadi rendah karena efek domino dari suatu perilaku yang ditampilkan oleh para kontestan.
Kejengahan yang terbentuk ditengah masa ini juga dapat dilihat rendahnya partisipasi masyarakat yang berkaitan dengan aktivitas sosial, termasuk ketertarikan terhadap pola demokrasi yang makin rendah.  
Ternyata kemaruk dan kebelet dapat  juga membentuk kelompok atau generasi “bisu”; dalam arti bukan bisu tidak bisa bicara; akan tetapi membisu; memilih tidak bicara. Kelompok ini makin membesar manakala mereka makin diberi suguhan kekemarukan dan kekebeletan. Bentuk-bentuk kebisuan ini makin menjadi pilihan manakala pilihan kongkrit tidak memberikan azaz manfaat, baik bagi diri sendiri maupun kemaslahatan umat, menurut pandangan mereka.
Kelompok Bisu ini perlu diwaspadai jika merambah ke generasi milenial; karena dapat menjadikan virus a’sosial yaitu sikap ketidakpedulian terhadap urusan negaranya. Mereka beranggapan jika tidak nyaman tinggal disuatu negara, toh bisa saja pindah menjadi warga negara lain, asal memiliki modal menguasai ilmu pengetahuan. Pilihan untuk menjadi Diaspora ternyata makin hari makin banyak. Menjadi wargalintas negara ini ternyata sangat diminati oleh kelompok terdidik dari ekonomi mapan. Mereka hanya numpang lahir di Indonesia, kemudian menjadi pengembara antarnegara guna mengejar kenyamanan pribadi dan tidak harus berhadapan dengan kelompok kemaruk dan kebelet.
Akhir dari tulisan ini menyisakan pertanyaan akankah kita akan memperpanjang berurusan dengan sikap Kemaruk dan kebelet dari sebagian kita itu, atau kita membiarkan makin besarnya jumlah orang muda potensial meninggalkan negeri ini, menjadi Diaspora di negara orang. Atau membiarkan tumbuhkembangnya generasi “Bisu” pada keadaan negaranya.
Pilihan-pilihan itu bukan berarti tidak beresiko, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, untuk keberlangsungan negeri ini. Untuk itu marilah kita berhenti bertikai walau atasnama demokrasi karena sekedar mencari pembenaran pribadi; mari kita bangun negeri ini dengan jiwa besar tanpa harus mencari kambing hitam didalamnya. Ingat sejarah telah  mengajarkan pada kita bahwa Sriwijaya dan Majapahit itu runtuh bukan karena diserang bangsa lain dari luar sana; akan tetapi karena pertikaian antarwangsa yang ada didalam negara itu.










1 komentar:

  1. MestiQQ Adalah perusahaan judi online KELAS DUNIA ber-grade A

    Sudah saatnya Pencinta POKER Bergabung bersama kami dengan Pemain - Pemain RATING-A

    Hanya dengan MINIMAL DEPOSIT RP. 10.000 anda sudah bisa bermain di semua games.

    Kini terdapat 8 permainan yang hanya menggunakan 1 User ID & hanya dalam 1 website.
    ( POKER, DOMINO99, ADU-Q, BANDAR POKER, BANDARQ, CAPSA SUSUN, SAKONG ONLINE, BANDAR66 )

    PROSES DEPOSIT DAN WITHDRAWAL CEPAT Dan AMAN TIDAK LEBIH DARI 2 MENIT.

    100% tanpa robot, 100% Player VS Player.
    Live Chat Online 24 Jam Dan Dilayani Oleh Customer Service Profesional.

    Segera DAFTARKAN diri anda dan Coba keberuntungan anda bersama MestiQQ
    ** Register/Pendaftaran : WWW-MestiQQ-POKER
    Jadilah Milionare Sekarang Juga Hanya di MestiQQ ^^

    Untuk Informasi lebih lanjut silahkan Hubungi Customer Service kami :
    BBM : 2C2EC3A3
    WA: +855966531715
    SKYPE : mestiqqcom@gmail.com

    BalasHapus