Harta Yang Paling Berharga nan Mulia Adalah Ilmu

Kamis, 27 September 2018

(PRESIDEN-PRESIDEN)- AN.


 (PRESIDEN-PRESIDEN)- AN.
Oleh: Sudjarwo
Guru Besar FKIP Unila
Sekitar tahun enampuluhan pada waktu  penulis sedang Sekolah di Kota Lahat-Sumatera Selatan,  masa itu Kota Lahat dikenal sebagai Kota Pelajar, karena semua jenjang pendidikan dari Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi ada di sana. Sehingga kota itu sangat ramai didatangi para pelajar dari kota kabupaten sekitar; seperti Muaraenim, Lubuklinggau, Pagaralam, Manna, dan lainnya, walaupun Transportasi belum selancar sekarang, sebagai contoh teman yang datang dari Manna Bengkulu Selatan harus jalan kaki dua hari untuk mencapai Pagar Alam, baru kemudian naik Otto menuju lahat.  Oleh karena itu untuk dapat sekolah kekota ini bukan hal yang mudah, di samping ekonomi harus cukup, juga harus memiliki tekat untuk maju, menurut ukuran jaman itu.
Pada masa libur atau ada tanggal merah, siswa SLTA biasa tidak pulang kampung, dan pada malam hari pergi ke desa diseberang Sungai Lematang melewati jembatan goyang yang panjang; untuk melakukan kegiatan “begare” ; yaitu mengunjungi rumah gadis-gadis dusun beramai-ramai untuk saling kenal, tentunya harus seijin Kepala Bujang yang kemudian biasanya melakukan permainan Presiden-Presidenan ditempat yang disepakati, biasanya di salah satu rumah gadis dusun yang cukup berada menurut ukuran setempat.


Aturan mainnya adalah semua muda mudi yang hadir diberi label Presiden, dimulai dari angka satu dengan menyebut “Presiden Satu” sampai jumlah yang hadir. Jika yang hadir ada duabelas orang; maka orang kedua belas tadi diberi nama “Presiden dua belas”. Permainan dimulai oleh seseorang yang biasanya kepala rombongan yang ditokohkan sebagai Presiden Satu. Mereka akan menunjuk Presiden mana yang dituju, presiden yang dituju harus sigab menjawab Presiden mana yang akan ditunjuk lagi. Jika ingin berfikir sejenak dia menyebut diri dengan mengatakan nomor dan disertai kata Presiden. Permainan ini seru sekali jika ada yang lalai untuk menyebut atau gagab maka dihukum ramai-ramai. Biasanya hukumannya disuruh bernyanyi, berpantun, berjoged atau aktivitas lawak lainnya.
Peristiwa di atas adalah pesiden-presidenan jaman Old; berbeda dengan jaman Now; yang kata Presiden dapat dipakai untuk kata Presiden Direktur, Presiden Partai, Presiden Mahasiswa, Presiden Rumah Tangga, sampai dengan Presiden Jadi-Jadian. Kata “Presiden” tampaknya memiliki magnit tersendiri; tidak jarang demi satu kata ini apapun dikorbankan, dari harga barang sampai harga diri untuk menyandang kata “Presiden”.
Manusia sering terbius dengan perhiasan dunia, termasuk kata  (jabatan) presiden sendiri adalah perhiasan dunia. Bius ini begitu kuat sehingga bisa melanda siapa saja, tidak peduli apakah dia Tua yang sudah bau tanah, sampai dengan anak kemarin sore yang baru melek. Dengan caranya sendiri mereka akan meraih impian demi satu kata “ Presiden “.  Terlepas apakah cara itu santun, etis, atau bahkan tercelah sekalipun; akan mereka lakukan demi menjadi Sang Presiden.
Semua itu adalah Hak Kebebasan pribadi masing-masing orang untuk berekspresi di muka bumi demokrasi ini. Hanya sering menjadi persoalan atas nama kebebasan justru menabrak kebebasan orang lain yang juga punya keperluan hak yang sama. Tidak jarang tampilan-tampilan ekspresi ini begitu ekspresif, sehingga orang lain yang melihatnya (yang juga memiliki hak kebebasan sama) menjadi muak; bahkan tidak jarang tergiring untuk beroppini terhadap apa yang tampak dari suatu tampilan.
Kata  Presiden memang mampu membius manusia Indonesia saat ini. Bahkan jika diadakan survey tentang kata yang paling membius saat ini, mungkin kata Presiden akan mendapatkan rating paling tinggi, dibandingkan dengan kata lainnya. Terlepas apa persepsi yang ada dibenak pemberi suara dalam merespon kata tadi.
Kata Presiden pun saat ini sudah diberi baju baru berupa lambang tagar (#) pada awalnya, adapun akhiran dari kata presiden menjadi bermacam-macam, tergantung pada selera dan kepentingan terhadap kata itu dari pemberi tagar. Tagar seolah menjadi lambang sah untuk suatu ujaran dijaman Now.
Namun ada yang tersisa dari semua hal di atas, yaitu lagi- lagi rakyat kecil; yang hari-hari ini harus direpotkan dengan dampak dari kehirukpikukan imbas kata presiden tadi. Mereka terbelah menjadi tiga kelompok; kelompok pertama yang sudah terpapar dengan kata tadi, dan menjadi begitu bersemangat untuk membicarakannya entah disurau, gubuk tengah sawah, atau saat tahlilan. Bahkan di dalam Masjid Rumah Suci pun mereka lakukan. Padahal kita mengetahui bahwa Rasullullah pernah meratakan bangunan Masjid megah karena diperintah Sang Kholik yang diketahui bahwa Masjid itu dibangun justru tempat untuk mencacimaki atau mengupat  orang (kelompok) lain yang note bone juga sesama Islam.
Kelompok kedua yang diam dan melihat; kelompok ini hanya manggut-manggut saja jika saudara-saudarnya berbincang tentang presiden, kepalanya sering noleh kiri noleh kanan memperhatikan temannya yang bicara. Kelompok ini persis penonton  pertandingan Tenis Wimbelldon yang menoleh mengikuti arah bola dipukul. Kelompok ketiga adalah mereka yang superacuh. Kelompok ini amat tidak peduli mau apa terserah yang penting urusan mereka tetap jalan. Sejauh kegiatan orang lain tidak mengganggu usaha dan kerja mereka, mereka tidak ambil pusing. Pertanyaan berapa besaran masing-masing kelompok saat ini, jawabannya sangat relatif untuk masing-masing daerah, wilayah atau kelompok sosial.
Kebanyakan masyarakat sekarang tidak begitu tertarik dengan membicarakan hal-hal yang jauh dari pikiran mereka; mereka lebih terkonsentrasi saat ini pada Hari Lebaran yang makin dekat dan Pendaftaran Masuk Sekolah bagi anak-anaknya. Walaupun mungkin diantara merek ada yang tidak puasa, namun magnit lebaran begitu besar bagi mereka. Demikian juga masuk sekolah; mungkin anak-anak mereka masih kecil, namun persoalannya menjadi begitu besar  manakala dihadapkan kepada kalimat “akan sekolah di mana”. Perlu dicatat bahwa biaya masuk Taman Kanak-kanak bisa lebih mahal jika dibandingkan masuk Pascasarjana.
Kalimat Tunjagan Hari Raya dan Gaji ke empat belas bagi pegawai negeri merupakan angin segar, namun tidak bagi mereka yang bukan PNS. Bagi mereka pergumulan hidup untuk survive dari gelombang kehidupan ini, memerlukan enargi tersendiri untuk mengatasinya. Lebaran yang hanya satu dua hari itu memerlukan persiapan yang tidak mudah bagi mereka; demikian juga memasukkan anak kesekolah adalah perjuangan kehidupan yang melebihi memanggul senjata dimedan perang.
Hirukpikuk soal presiden bagi mereka seolah bukan urusan mereka; urusan labido mereka masih disekitar wilayah keperluan dasar manusia.  Bahkan kecenderungan yang ada pada mereka adalah bagaimana menyelamatkan keluarga agar bisa terpenuhi makan, sandang, dan papan. Ketiga hal kebutuhan dasar itulah yang saat ini mereka perlukan. Urusan pilih memilih bagi mereka nanti saja pada waktunya, dan itupun tidak pernah terlintas dibenaknya akan memilih siapa dan mengapa.
Bagi mereka elitte yang ada di Ibu Kota tidak akan memperhatikan mereka dalam memenuhi kehidupan keseharian mereka. Kecenderungan apatisme serupa ini mulai seperti operasi senyap merajut pada kehidupan mereka, perlahan tapi pasti mereka tergiring pada kondisional yang memperangkap mereka untuk berfikir pragmatis. Kondisi ini seolah mulai merasuk pada darah daging mereka, menelusuri nadi mereka; sehingga terbangun semacam imunitas sosial yang bercirikan tidak perduli dengan apa yang bukan menjadi dunianya.
Kondisi ini mestinya disadari oleh teman-teman yang ada di Pusat Ibukota, siapapun anda. Berbuih-buihlah anda berucap; namun rakyatlah yang punya suara. Suara Rakyat adalah Suara Tuhan yang tidak dapat direkayasa dengan apapun pada luasan Indonesia yang begini beragam. Justru rakyat akan tergiring kepada orang-orang yang menghargai mereka; yang menghargai akan keberadaan mereka sebagai penentu diruang bilik pemilu.
Sejarah sudah pernah ditorehkan pada masa Orde Baru dimana dominasi Partai Pemerintah begitu masif, rekayasa sosial dibuat agar kemenangan seolah gemilang. Bahkan belum selesai pelaksanaan pemilihan, angka prosentase sudah keluar dan dilaporkan. Namun rakyat tetap mencatat dalam hati menjadikan memori sosial mereka sehingga terbangun referensi yang cenderung abadi. Berawal dari sejarah sosial tadilah rakyat menjadi seperti sekarang cenderung apatis.
Harapan hanya ada pada generasi milenial atau generasi Now yang mereka tidak dibebani oleh luka sejarah, dosa sejarah, atau apapun namanya. Mereka hanya membaca dari buku buku sejarah yang dipaksa oleh guru untuk membaca agar lulus ujian; atau berasal dari layanan kemudahan informasi didunia maya. Mereka hanya memiliki kognisi dari peristiwa sejarah, tidak memiliki beban konasi maupun afeksi. Sehingga lebih bebas untuk memberikan penilain dan pilihan.
Tinggal kita sekarang apakah kita akan merusak jiwa-jiwa bangsa ini dengan sejarah kelam, atau mengukirnya dengan tinta emas keberhasilan. Tanggungjawab itu ada dipundak kita semua sebagai Orde Alih Generasi; atau jembatan generasi untuk menghantarkan Indonesia ini kedepan. Jika kita salah mengambil cara atau metoda, tidak menutup kemungkinan negara ini akan bercerai berai; namun jika kita jitu mengambil langkah maka keberlanjutan bangsa ini akan tercapai. Apakah kita akan mengulangi Usia Panjang Majapahit – Sriwijaya, atau hanya sekelas Singasari saja, itu tergantung dari bagaimana kita mengukir NKRI ini kedepan.





1 komentar:

  1. MestiQQ Adalah perusahaan judi online KELAS DUNIA ber-grade A

    Sudah saatnya Pencinta POKER Bergabung bersama kami dengan Pemain - Pemain RATING-A

    Hanya dengan MINIMAL DEPOSIT RP. 10.000 anda sudah bisa bermain di semua games.

    Kini terdapat 8 permainan yang hanya menggunakan 1 User ID & hanya dalam 1 website.
    ( POKER, DOMINO99, ADU-Q, BANDAR POKER, BANDARQ, CAPSA SUSUN, SAKONG ONLINE, BANDAR66 )

    PROSES DEPOSIT DAN WITHDRAWAL CEPAT Dan AMAN TIDAK LEBIH DARI 2 MENIT.

    100% tanpa robot, 100% Player VS Player.
    Live Chat Online 24 Jam Dan Dilayani Oleh Customer Service Profesional.

    Segera DAFTARKAN diri anda dan Coba keberuntungan anda bersama MestiQQ
    ** Register/Pendaftaran : WWW-MestiQQ-POKER
    Jadilah Milionare Sekarang Juga Hanya di MestiQQ ^^

    Untuk Informasi lebih lanjut silahkan Hubungi Customer Service kami :
    BBM : 2C2EC3A3
    WA: +855966531715
    SKYPE : mestiqqcom@gmail.com

    BalasHapus